Selasa, 20 Maret 2012

Inflasi Solo


                                                                                                               
Inflasi di kota Solo masih bisa dikatakan stabil. Walaupun kita tahu bahwa kenaikan tarif parkir yang diberlakukan di Solo mempengaruhi inflasi Solo di bulan Februari ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan ini mencapai 0,08%. Dimana menurut kepala BPS solo, bapak Toto Desanto bahwa kenaikan tarif parkir masuk 3 besar penyumbang uama inflasi Solo. Komoditas penyumbang inflasi terbesar tersebut adalah bawang merah 0,113%, lalu disusul bayam sebesar 0,1104%, kemudian tarif parkir 0,0859%, lalu kacang panjang 0,0851%, dan yang terakhir adalah gula pasir 0,0285%. Lima komoditas tersebut
merupakan indikator utama naiknya inflasi di Solo. Walaupun demikian, kenaikan lima komoditas ini diimbangi dengan deflasi sejumlah komoditas survei lain, terutama kelompok bahan makanan. Data BPS menyebutkan bahwa harga bumbu-bumbuan mengalami deflasi sebesar 3,13%, lemak dan minyak 3,8%, serta buah-buahan sebesar 1,97%. Selain itu, komoditas beras yang biasanya menyumbang inflasi tertinggi, bulan ini hanya menyumbang 0,005%.
                Angka inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Inflasi dapat disebabkan oleh 2 hal, yang pertama banyaknya permintaan barang ke pasar, dan yang kedua kurangnya produksi yang diinginkan pasar tersebut. Saat ini misalnya, mungkin karena BBM semakin langka maka pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut. BPS memperkirakan kenaikan harga premium yang semula Rp4.500/liter menjadi Rp6.000/liter berpotensi meningkatkan inflasi sampai 1% apabila diasumsikan tanggapan pedagang dan konsumen wajar. Namun apabila mereka bereaksi berlebihan, misalnya dengan menimbun barang yang mulai sekarang sudah dibeli, maka sumbangan inflasi bisa lebih dari 1%. Disini harga yang membuat inflasi berfluktuasi, Karena Perkembangan harga barang dan jasa berdampak langsung terhadap tingkat daya beli dan biaya hidup masyarakat.
                Di Indonesia tingkat inflasi diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dihitung dan diumumkan ke publik oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dimana IHK adalah indeks yang memberikan informasi mengenai perkembangan rata-rata perubahan harga sekelompok tetap barang/jasa yang pada umumnya dikonsumsi oleh rumah tangga dalam suatu kurun waktu tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) harga barang/jasa kebutuhan rumah tangga sehari-hari.


Laju Inflasi



 = IHK pada tahun tertentu - IHK pada tahun sebelumnya
X 100 %
IHK pada tahun sebelumnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar