Jumat, 30 Desember 2011

cerpen tugaaaaas

Sahabat Verses Pacar
         
            Suasana di SMA Harapan Bangsa pagi ini sepi dan sunyi. Tak seperti biasa, padahal biasanya jam 06.15 di kelas Exza sudah penuh murid-murid yang sedang menyontek pekerjaan temannya. Mungkin karena hari ini tidak ada PR, maka para siswa belum pada datang. Kebanyakan dari mereka pasti datang terlambat. Terutama Exza, Rico, Wilzy, Mercy dan Ardhika. Mereka adalah sekelompok anak-anak pinter tapi nakal yang biasa disebut The Brown. The Brown adalah nama gang terkenal di SMA ini, makanya mereka sok berkuasa sekali. Walaupun kadang sok berkuasa, tapi mereka itu sebenarnya baik. Sejarah bisa dipanggil The Brown pun sangat simple dan aneh, yaitu karena mereka berlima suka membuat kue brownies resep mereka sendiri. Jangan salah, walaupun mereka gaul dan terkenal, tapi gak pernah malu kalau dalam acara masak-memasak. Karena mereka memang 5 sejoli dengan sejuta pesona. Di SMA yang cukup terkenal di Jakarta ini, mereka sangat dihormati. Karena mereka memang mempunyai kelebihan yang patut dibanggain.
            Leader dari The Brown adalah Rico. Rico adalah tipe orang yang keren,cool, baik dan yang paling menarik darinya adalah jago basket. Rico adalah kapten basket kebanggaan SMA Harapan Bangsa. Gak cuma itu aja, Rico adalah ketua Osis yang terkenal hingga SMA lain. Diantara ketiga cowok itu yang paling sempurna adalah Rico. Orang kedua adalah Exza, Exza adalah tipe cewek yang bisa dibilang sangat sempurna. Di SMA itu dia bagaikan primadona SMA. Gak mengherankan, dia memang baik, cantik, ramah dan gak pernah pilih-pilih dalam berteman. Exza juga tergolong orang penting di sekolahnya, karena dia adalah sekretaris Osis yang paling bisa diandelin. Dari dulu, Exza memang selalu berhubungan ma Riko. Orang ketiga adalah Wilzy. Tak kalah dengan Rico, Wilzy juga jago basket seperti Rico. Dia adalah tipe orang yang usil, tapi jangan salah dia baik banget. Tapi kadang Wilzy mang gak mau ngalah. Sejak SMP Wilzy sebenarnya uda puya perasaan sama Exza, tapi Wilzy gak mau bilang karena takut persahabatan mereka rusak. Orang keempat yaitu Mercy. Mercy adalah tipe orang yang sangat dewasa, dia baik dan ramah pada siapa saja. Dia sangat menyayangi Exza, seperti menyayangi adik sendiri. Dari dulu Mercy memang ingin memiliki adik, tapi sayang dia anak tunggal. Jadi hanya Exza yang masih keliatan kayak anak kecil yang bisa dia anggap kayak adiknya. Yang terakhir adalah Ardhika, dia adalah sosok yang paling cuek, tapi tetep baik. Dia juga jago basket, seperti Rico dan Wilzy. Ketiga cowok itu memang paling diandalkan di dunia perbasketan.
            Tet.. Tet.. Tet.. Bel tanda masuk pun berbunyi. Tak biasanya The Brown tidak terlambat. Biasanya pemecah rekor dalam hal terlambat. Tapi akhir-akhir ini mereka memang mulai berubah. Mungkin karena mereka sudah sadar, kalau mereka itu mempunyai jabatan penting di SMA itu, jadi sebisa mungkin harus bisa bersikap baik. Pelajaran pertama adalah Biologi, pelajaran yang paling dibenci Mercy. Tiba-tiba Mercy berbisik pada Exza.
            “Za, sumpah aku males banget pelajaran Biologi.” Kata Mercy tak berekspresi.
            “Kamu gak boleh gitu Mer.” Kata Exza semangat.
            “Heh.. Pada ngomongin apa sech?”  Tanya Rico dan Wilzy bersamaan.
            “Ada dech.” Jawab Exza dan Mercy bersamaan juga.
            “Paling Mercy complain tentang Bu Lika, Guru Biologi kita.” Kata Ardhika dengan PDnya.
Tiba-tiba panggilan Bu Lika mengagetkan mereka berlima.
            “Exza, Mercy, Rico, Wilzy, Ardhika ngapain berisik terus?” Teriak Bu Lika.
            “Em.. Emmm.” Kata Exza gagap.
            “Dis.. Diskusi Biologi Bu.” Jawab Wilzy gagap juga.
            “Apa yang kalian diskusiin, dari tadi saya dengar ramai saja.” Kata Bu Lika             agak keras.
            “Diskusiin tentang Keanekaragaman Hayati Bu.” Jawab Rico lancar.
            “Apa Keanekaragaman Hayati itu Co?” Tanya Bu Lika.
            “Keanekaragaman makhluk hidup pada suatu daerah di permukaan bumi.”            Jawab Rico lncar lagi.
            “Kamu Mercy. Apa yang mempengaruhi Keanekaragaman Hayati?” Tanya           Bu Lika.
            “Em.. Emmm.” Mercy tidak bisa menjawab.
            “Keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem Bu.” Jawab Exza lancar.
            “Mercy.. Sini kamu.” Teriak Bu Lika.
            “Ada apa Bu.” Jawab Mercy ketakutan.
            “Maju dulu sana Mer, nanti aku kasih tahu dari belakang.” Bisik Exza pelan.
            “Ok, Makasi ya Za.” Jawab Mercy.
            “Ayo maju Mer.” Teriak Bu Lika lagi.
            “Iya Bu.” Jawab Mercy.
Detak langkah Mercy terlihat sangat gontai, dari dulu dia paling gak suka biologi kok, jadi tadi ya gak bisa jawab.
            “Kok tadi gak bisa jawab?” Tanya Bu Lika.
            “Maaf Bu, tadi lupa.” Jawab Mercy seadanya.
            “Ok. Sekarang apa yang dimaksud dengan keanekaragaman ekosistem?”            Tanya Bu Lika.
Mercy melihat ke arah Exza, Exza langsung menjawab dengan lancarnya. Untung saja Bu LIka gak liat waktu Mercy nengok ke arah Exza.
            “Emm.. Interaksi antara Makhluk hidup dengan komponen abiotik Bu.” Jawab       Mercy agak takut.
            “Bagus.. “ Begitu komentar Bu Lika sambil tersenyum.
Mercy tersenyum puas mendengar komentar Bu LIka.
            “Uda boleh mundur Bu.” Tanya Mercy.
            ‘Sebentar, 1 pertanyaan lagi.” Kata Bu Lika.
            ‘Apa Bu?” Tanya Mercy agak takut.
            “Apa yang mempengaruhi Keanekaragaman ekosistem?” Tanya Bu Lika.
            “Perubahan biotik, abiotik dan interaksi Bu.” Jawab Mercy lancar.
Exza dan The Brown yang lain kaget, Mercy bisa menjawab soal Bu Lika lancar banget.
            “Bagus.. Sekarang boleh mundur kamu Mer.” Kata Bu LIka sabr sekal.
            “Makasi ya Bu.” Kata Mercy sambil tersyum.
            “Ya, lain kali belajar ya.” Kata Bu Lika pada Mercy.
            “Siap Bu.” Jawab Mercy bersemangat.
Mercy kembali ke tempat duduk dengan wajah berseri-seri. Mercy sudah mulai menyukai pelajaran Biologi, pelajaran yang bagi Mercy adalah dongeng sebelum tidur.
            Bel istirahat pun berbunyi. Seperti biasanya, mereka berlima jajan bareng di kantin andalan mereka, kantin Bu Nara. Selama di kantin, mereka tak henti-hentinya meledek Mercy. Mercy sampai geli mendengar ocehan teman-temannya. Mercy sekarang malah menjadi menyukai pelajaran biologi. Padahal biasanya mendengar pun Mercy gak mau. Tak terasa 15 menit sudah The Brown nongkrong di kantin Bu Nara. Bel tanda masuk pun berbunyi, waktunya siap-siap buat belajar lagi.
            “Fisika. . . I’m coming.” Teriak Exza waktu memasuki kelas.
            “Aduh. . . Fisika ya.” Kata Wilzy agak pelan.
            “Iya Wil, dah belajar belum kamu semalem?” Tanya Rico sambil meledek.
            “Jangan gitu lah kamu Co.” Kata Wilzy dengan ekspresi memelas.
            “Uda ach. Pada ngapain sech.” Kata Exza, Mercy dan Ardhika bersamaan.
Tiba-tiba suara sepatu Pak Darka membuat mereka diam tanpa kata. Sudah menjadi rahasia umum kalau diajar Pak Darka gak boleh berisik. Jangan jamin Pak Darka akan maafin, kalau kamu sudah melanggar peraturan itu.
            Bel panjang pun berbunyi, tandanya waktu pulang tlah tiba. Seperti biasa, mereka naik mobil Rico yang berwarna ungu, warna yang paling disukai Exza. Sudah menjadi kebiasaan, pasti yang menendarai adalah Rico dan disampingnya selalu Exza. Terus yang di belakang Ardhika, Wilzy dan Mercy. Selalu seperti itu dan tak akan pernah berubah. Dari dulu, Mercy dan Ardhika selalu ngegodain Rico dan Exza. Mereka gak pernah tahu kalau sebenarnya Wilzy sangat mencintai Exza. Dari semua perhatian Wilzy yang uda diberiin ke Exza, Exza gak pernah menyadarinya. Exza selalu mikir kalau itu semua perhatian dari seorang sahabat aja. Yang lain pun menganggapnya juga seperti Exza, kecuali Rico. Rico tahu kalau sebenarnya Wilzy suka ma Exza. Tapi Rico gak pernah bilang ma sahabat-sahabatnya tentang itu,karena sebenarnya Rico juga menyimpan rasa ke Exza. Rico sudah suka ma Exza sejak kecil, mereka memang sejak dari kecil sudah bersama-sama, karena orang tua mereka adalah sahabat dari kecil juga. Tak berbeda dengan Rico, Exza pun sebenarnya juga suka ma Rico. Tapi Exza berusaha sebisa mungkin agar anggota The Brown yang lain pada gak tahu. Soalnya Exza takut kalau persahabatan ini hancur gara-gara hubungannya dengan Rico. Sebenarnya Rico juga gak mau kalau persahabatan ini hancur sia-sia, tapi bagaimanapun juga cinta harus diungkapkan kalau menurut Rico. Rico memang uda punya rencana itu sejak dulu, tapi dia bingung kapan mau ungkapinnya.
            Walaupun baru awal-awal menjadi Ketua Osis, tapi Rico uda super sibuk persiapin buat acara ultah SMA Harapan Bangsa yang tinggal 2 minggu ini. Ini adalah kesempatannya buat nyatain cinta ke Exza. Karena sebagai sekretaris, Exza tak akan lepas dari Rico, sang Ketua Osis. Tiba-tiba terlintas dibenaknya untuk SMS Exza.
            “Za, dah tidur belum?” Tanya Rico lewat SMS.
Tert. . Tert. . Tert. . Suara HP itu mengagetkan Exza waktu mau memejamkan mata. Exza sebenarnya uda ngantuk, soalnya uda jam 22.00. dengan rasa yang agak malas, Exza mengambil HPnya dan membukanya pelan-pelan. Matanya langsung terbelalak saat mengetahiu yang SMS adalah Rico. Rasa ngantuknya yang memuncak terasa hilang seketika. Lalu Exza secara cepat langsung membalasnya.
            “Belum Co, tadi baru tiduran aja. Mang kenapa?” Jawab Exza.
            “Gak papa kok, cuma mau bilang aja kalau besuk mau aku ajak diskusi di             ruang Osis. Bisa khan, nie perintah dari atasan lhow.” Tanya Rico panjang        lebar.
            “Ya, bisa kok.” Jawab Exza singkat.
            “Ok, thanxz Za.” Balas Rico singkat juga.
            “Ok, Co. .” Balas Exza seadanya.
            “Met tidur ya Za. Have a nice dream.” Balas Rico manis.
            “Yupzt, makasi. Kamu juga ya.” Balas Exza agak manis.
Setelah membaca SMS Exza yang terakhir, Rico girangnya bukan main. Dia memang suka banget ma Exza, apapun yang Exza katain Rico selalu nurut dan seneng. Apapun yang ada pada Exza, pasti Rico suka. Exza lagi marah pun, Rico tetep menyukainya. Exza lagi tidur pun, terlihat manis didepannya. Apalagi Rico baru saja SMS Exza, betapa berbunga-bunganya hati Rico saat ini. Hingga tengah malam, Rico tak bisa memejamkan matanya. Rico masih saja mengingat-ingat SMS Exza, tak henti-hentinya Rico memikirkan Exza.
            Pagi harinya, waktu mw menjemput Exza, jantungnya berdegub-degub kencang sekali. Hari ini Rico kelihatan lebih cool dan keren dari biasanya, dia bener-bener tampil beda. Seperti biasanya, Exza sudah menunggu didepan rumhnya. Waktu melihat Rico, jantungnya juga berdegub. Jarak rumah Exza kerumah  ketiga sahabatnya memeng cukup jauh, jadi mereka memiliki waktu yang cukup lama buat berduaan. Sebenarnya Rico ingin ngobrol ma Exza, tapi Exza kayak canggung gitu. Jadi mereka hanya diam saja sampai didepan rumah Wilzy. Lalu menuju rumah Mercy dan terakhir kerumah Ardhika. Tak terasa akhirnya mereka sampai di sekolah tercinta. Waktu dikelas, Exza akhirnya bisa ngilangin canggungnya ke Rico. Mereka akhirnya bisa ngomong seperti biasa. Waktu istirahat, Rico mengajak Exza ke ruang Osis buat rencana yang kemarin. Sebelum ke ruang Osis, Rico membelikan minuman dulu buat Exza.
            “Za, nie minumnya.” Kata Rico sambil menyodorkan minuman kesukaan Exza.
            “Makasi ya Co.” kata Exza sambil tersenyum.
            “Yupzt, gimana Za?” Tanya Rico tiba-tiba.
            “Apanya yang gimana Co?” Tanya Exza bingung.
            “Yho rencana ultahnya lhah.” Jawab Rico.
            “Owh iya. Hehe. Hmmm... menurutku kita ngadain pesta topeng aja diacara          puncaknya.” Jawab Exza serius.
            “Wuach. . Ide bagus thuh. Aku juga sempet mikir itu, tapi aku takut kalau   banyak yang gak mau.” Jawab Rico.
            “Jangan gitu dulu dong Co, kita harus optimis kalau ngrencanain segala     sesuatu.” Kata Exza mantap.
            “Ok. . Biasanya kalau ada kamu semua pasti beres.” Kata Rico sambil       ketawa.
            “Kamu ngledek aku ya Co?” Tanya Exza agak kesal.
            “Gak Za, aku benerandt kali.” Kata Rico memasang tampang serius.
            “Ich. . Kamu gak pantes pasang muka kayak gitu. Kayak bapak-bapak. heHe. .    Canda Exza pada Rico.
            “Apa iya Za.” Tanya Rico gak percya.
Tiba-tiba Wilzy datang dan mengagetkan mereka berdua.
            “Ech maaf ganggu.” Kata Wilzy pada Exza dan Rico.
            “Gak papa kok, ada apa Wil?” Tanya Exza.
            “Gak papa sech, tadi aku gak sengaja lewat terus denger suara kalian, jadi            aku tengok dech.” Jawab Wilzy agak aneh.
            “Ouwh, aku kira ada apa Wil.” Kata Rico seperti agak kesal.
Tet. . Tet. . Tet. . Bel masuk pun berbunyi. Lalu ketiga sahabat itu bergegas menuju kelasnya.
            Tak terasa, ternyata waktu 2 minggu terasa cepat sekali. Selama 2 minggu terakhir ini, Exza dan Rico semakin dekat saja. Setiap hari mereka selalu bertatap muka dan berdiskusi demi lancarnya ultah ini. Rico semakin yakin kalau dia ingin menyatakan cintanya dalam waktu dekat ini. Semakin hari Rico semakin yakin dengan perasaannya sama Exza. Karena frekuensi bertemunya sangat sering, Exza semakin tambah suka ma Rico. Exza tak tahan lagi menahan perasaan ini, tapi Exza juga gak mau bilang tentang perasaaan ini. Memang ribet jika sahabat Vs pacar kayak gini.     
***
            Tak terasa sudah 5 jam mereka melakukan perjalanan. Exza baru sadar, kalau ternyata ini jalan menuju puncak. Dipuncak itu ada villa milik papanya Rico, villa penuh kenangan antara Rico dan Exza semasa kecil. Mereka uda lama banget gak kesana.
            “Dua belas menit lagi sampai.” Teriakan Rico mengagetkan lamunan Exza.           “Keren ya Co.” kata Mercy pada Rico.
            “Iya dong.” Jawab Rico singkat.
            “Tak terasa ya Co, uda 6 tahun kita gak kesini.” Kata Exza sambil tersenyum.
            Iya Za, aku kangen masa kecil kita dulu.” Kata Rico.
            “Sama.” Jawab Exza sangat singkat.
            “Cie. . Cie. . Yang lagi nostalgia.” Teriak Mercy dan Ardhika bersamaan.
            “Apaan sech kalian.” Jawab Exza dan Rico bersamaan juga.
            “Cie. . Bareng nech.” Ledek Mercy pada mereka.
            “Uda ach. . Apaan sie.” Kata Exza agak kesal.
            “Uda. . . Gak usa ribut, uda nyampe nech. Kata Rico.
Exza tersenyum manis banget waktu turun dari mobil. Dia gak bosen-bosennya ngeliat ayunanyang ada ditaman samping villa itu. Dulu ayunan itu adalah tempat bermain yang paling disukai Exza dan Rico. Rico selalu mengayun, waktu Exza menaiki ayunan itu. Tiba-tiba gandengan Rico mengagetkan lamunan Exza.
            “Ayo masuk Za.” Ajak Rico sambil menggandeng Exza.
Exza hanya tersenyum mendengar ajakan dan gandengan Rico. Lalu Exza dan Rico masuk ke villa yang penuh kenangan itu. Semua sudah tertata rapi buat nyatain cinta ke Exza nanti malam. Rico sudah siap apapun keputusan Exza.
            Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang juga. Hari ini tepat tanggal 12 Mei Rico bertekad buat nyatain cintanya ke Exza. Saat akan makan malam, Rico mengajak Exza ke taman villa, di taman itulah Rico menyatakan cintanya.

            “Za, sejak kecil aku sudah suka sama kamu. Tapi aku dulu gak tahu perasaan apa yang ada dihatiku. Tapi kini aku tahu, ini adalah perasaan cinta. Aku sangat mencintaimu Za. Maukah kamu menjadi cewek aku Za.” Kata Rico sangat gugup.
            “Hmmm. . sebenarnya aku juga sayang ma kamn Co. Tapi aku inget, kita uda dari kecil sahabatan. Aku gak mau The Brown hancur hanya karena kita Co.” kata Exza smbl menitikkan air mata.
            “Gak Za. Persahabatan kita gak akan hancur Za. Temen-temen uda setuju Za kalau kita jadian. Mereka ikut seneng kalau kita juga seneng.” Kata Rico menggebu-gebu.
            “Iya Za. Kita gak papa kok kalau kalian jadian. Kita malah seneng kalau kalian bisa jadian.” Kata Mercy, Wilzy dan Ardhika bersamaan.
            “Gimana Za, kamu denger sendiri khan temen-temen bilang gitu.” Kata Rico ke Exza.
Exza hanya mengangguk dan tersenyum dengan manisnya sebagai tanda kalau Exza menerima Rico sebagai cowoknya. Lalu Rico langsung memeluk Exza dan mencium keningnya. Malam itu memang malam terindah bagi mereka berdua. Malam yang gak akan pernah mereka lupain sampai kapanpun.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar